Khutbah Jum'at Kritik Budaya Masyarakat Cerdas
بسم
الله الرحمن الرحيم
Kritik Budaya Masyarakat Cerdas
oleh: Ust. Latief Abdallah
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ, اِتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ سَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Allah Swt.berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ
يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)
Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
مُرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَوْا عَنْ الْمُنْكَرِ
قَبْلَ أَنْ تَدْعُوا فَلاَ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
“Serulah kepada kebaikan, dan cegahlah kemungkaran sebelum
kalian berdoa sedang Allah tidak mengabulkannya.” (HR. Ibnu Majah)
Agama adalah
nasihat, ad-diinu an nasiihah. Bahkan, Allah mengatakan bahwa salah satu
ciri orang yang merugi adalah orang yang tak mau saling menasihati dalam
kebenaran (al-haq) dan kesabaran (ash-shabr).
وَالْعَصْرِ
(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr:
1-3).
Nasihat atau kritik, adalah bukti kasih sayang. Kita tak tega membiarkan orang yangg kita cintai berkubang dalam kesalahan dan dosa, karena itulah kita menasihati dan mengkritiknya. Dengan nasihat dan kritik itu, kita berharap mereka menyadari kesalahannya dan kemudian memperbaiki kesalahannya tsb.
Tak ada orang
yang sempurna, semua pasti ada salah dan kurang. Karena itu, Islam
mensyariahkan kepada umatnya untuk saling memberi nasihat dan mengkritik yang
didorong oleh rasa cinta.
Salah satu indikator kemajuan dalam perkembangan kecerdasan masyarakat adalah budaya kritik.
Salah satu indikator kemajuan dalam perkembangan kecerdasan masyarakat adalah budaya kritik.
Budaya kritik
yang dilakukan oleh masyarakat akan membuat adanya rasa aman dan nyaman karena
masyarakat mengerti dampak penerapan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah.
Bila kebijakan itu baik, maka dengan rasa ikhlas masyarakat akan menjalani
kebijakan tersebut dan apabila kebijakan itu buruk, maka masyarakat akan
memberikan kritikan dan saran terhadap kebijakan tersebut. Hal ini juga akan
membuat pejabat negara akan berani menjalankan perannya secara transparan.
Namun sangat
disayangkan apabila kritik dinilai hanya menjatuhkan dan membuat masyarakat
merasa takut untuk menyampaikan aspirasi dalam kebenaran dan mendorong
masyarakat untuk apatis. Masyarakat akan diam atas kebijakan yang baik maupun
buruk yang secara diam-diam dapat memberontak penerapan kebijakan yang ada.
Saat ini sering
terlihat, menasihati dan mengkritik hanya untuk pencitraan. Biar dianggap
kritis. Bahkan banyak yang menasehati dan mengkritik hanya untuk mencari sesuap
nasi. Terkadang kritik begitu keras agar didengar dan diberi jatah dalam
kekuasaan. Tak jarang juga, nasihat dan kritik hanya untuk pelampiasan amarah.
Yang dikritik dan dinasihati juga tak terima. Sebab, nasihat dan kritik dianggapnya sebagai menghancurkan pencitraan baik yanhg memang telah dibangunnya dg biaya yg sangat mahal. Maka tak heran kritik dan nasihat dianggap sebagai musibah besar yg harus disikapi dg berlebihan. Nasihat dan kritik harus dilawan.
Yang dikritik dan dinasihati juga tak terima. Sebab, nasihat dan kritik dianggapnya sebagai menghancurkan pencitraan baik yanhg memang telah dibangunnya dg biaya yg sangat mahal. Maka tak heran kritik dan nasihat dianggap sebagai musibah besar yg harus disikapi dg berlebihan. Nasihat dan kritik harus dilawan.
Juga tidak ada
ukuran benar dan salah dalam menasihati dan mengkritik. Pokoknya kalau tokoh
dan kelompoknya, apapun yg dilakukan dan diucapkan adalah benar yang haram
dikritik apalagi disalahkan. Sebaliknya, apapun yg dilakukan oleh tokoh yang
dibenci apalagi bukan kelompoknya, pasti salah dan harus dikirik dg keras tanpa
ada ampun. Kalau perlu nama-nama binatang kita sematkan kepadanya.
Lalu, karena tak
ada keikhlasan dan standar, saat ada nasihat dan kritik, kita selalu membalas
dan menolak berbagai nasihat dan kritik dengan mengatakan: yanhg mengkritik
hanya omong doang. Yang mengkritik belum bisa melakukan seperti yg dikitik.
Yangg mengkritik belum tentu lebih baik dari yang dikritik. Dll. Kita pun lupa
substansinya karena pembahasan digeser ke pribadi yang dikritik dan yang
mengkritik.
Seharusnya tanpa
memandang status sosialnya, masyarakat merasa berkewajiban dan berani mengoreksi
kebijakan yang dilakukan pejabat negara. Begitu juga pejabat tanpa memandang
posisinya merasa berkewajiban menerima koreksi dari masyarakatnya tanpa ada
perasaan tersinggung atau terendahkan martabatnya meskipun kritik dan koreksi
dilakukan di depan umum.
Adanya rasa
berkewajiban melakukan dan terima koreksi maka seluruh tatanan negara,
masyarakat dan pejabat, akan terus intropeksi sehingga menjadi lebih baik.
Kebohongan dan manipulasi dalam melakukan kebijakan dan tindakan dapat
dihindarkan karena tidak ada pencitraan yang dilakukan. Karena akibat
pencitraan yang buruk, popularitas akan menurun dan tidak dapat menaiki jabatan
yang lebih tinggi.
Rasulullah SAW,
pernah dinasihati Hubbab bin Mundzir dalam menentukan posisi pasukan di medan
perang Badar. Dengan nasehat itu Rasulullah memberi aba-aba kepada kaum
Muslimin untuk segera pindah ke tempat yang telah diusulkan oleh Habab bin
Mundzir.
Dalam perang
Uhud, beliau menyetujui pendapat para shahabat yang menghendaki untuk
menyongsong pasukan Quraisy di luar kota Madinah meskipun beliau sendiri
berpendapat sebaliknya.
Pada perjanjian
Hudaibiyah beliau tetap bertahan dalam menghadapi protes para shahabat. Sebab,
hukum perjanjian tersebut merupakan wahyu yang baru beliau terima.
Saat Umar bin
Khattab menjadi Khalifah, para sahabat lain datang berduyun-duyun dan memberi
nasihat. Misalnya, Said bin Amir memberi nasihat yg tegas: ittaqillaha fin
nas, wala tattaqi annasa fillah, wa la tukhalif fi’laka qaulaka
(bertaqwalah kpd Allah dlm mengurus masyarakat, jangan takut manusia krn
menaati Allah, dan jangan sekali-kali perbuatanmu beda dengan ucapanmu).
Saat itu, Umar
agak ngeles karena dinasehati dengan nasihat yg sedemikian sulit dilakukan.
Umar justru diingatkan dan digebrak, bahwa orang yg mendapat amanah mengurusi
umat seperti dia, harus sanggup menjalankan nasihat tsb.
Para sahabat
mempertanyakan pembagian kain dari Yaman kepada pemerintahan Umar bin Khatthab.
Beliau juga pernah diprotes oleh seorang wanita yang menentang kebijakan
pembatasan mahar.
Dari contoh-contoh diatas, bahwa menasehati pejabat negara merupakan sunnah rasul dan tabi’at dalam Islam. Dan menjadikan kontrol sosial menjadi kegiatan dan bukti peran masyarakat di negara. Sedangkan Khalifah bukanlah sosok yang anti kritik namun merupakan pemimpin sejati dengan menyikapi secara bijak setiap kritik yang ditujukan kepadanya.
Dari contoh-contoh diatas, bahwa menasehati pejabat negara merupakan sunnah rasul dan tabi’at dalam Islam. Dan menjadikan kontrol sosial menjadi kegiatan dan bukti peran masyarakat di negara. Sedangkan Khalifah bukanlah sosok yang anti kritik namun merupakan pemimpin sejati dengan menyikapi secara bijak setiap kritik yang ditujukan kepadanya.
Itulah sikap
para generasi pendahulu kita. Nasihat dan kritik diberikan karena cinta kepada
kebenaran dan kecintaan kepada yang dinasihati dan dikritik.Yang dinasihati dan
dikritik menerima dengan hati terbuka, bahkan sangat senang karena telah
dinasihati.
Mereka memiliki ukuran benar dan salah dalam memberi nasihat dan kritik, yaitu syariah Islam. Nasihat dan kritik dasarnya adalah qur’an dan sunnah.
Mereka memiliki ukuran benar dan salah dalam memberi nasihat dan kritik, yaitu syariah Islam. Nasihat dan kritik dasarnya adalah qur’an dan sunnah.
Dalam memberi
nasihat dan kritik, mereka menjalankan dengan kesadaran bahwa itu adalah
amanah, tanpa melihat dirinya lebih baik atau tidak. Memang sudah tabiatnya
manusia, terkadang baik tapi terkadang tidak baik, nah pada saat itulah nasihat
dan kritik justru sangat diperlukan.
Dengan
menjadikan kritik sebagai budaya masyarakat cerdas maka pemerintah lebih
mengupayakan dukungan dan penerapan terhadap kritik-kritik yang dilakukan
masyarakat. Meskipun nantinya keberadaan kritik itu tiada berarti apabila sikap
pejabat yang disettingbebal oleh sistem yang sedang diterapkan pada saat ini.
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ
Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
(QS. Ali Imran (3):110).
(QS. Ali Imran (3):110).
—o0o—
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.وَ تَقَبَّلَ مِنِّي وَ منْكُمْ
تِلاَوَتَه إنه هو السّميع العَليم. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. ولسَائِر المسلمين و المسلمات, و المؤمنين و المؤمنات,
فاستغفروه إنه هو الغفور رحيم.
Khutbah
ke 2.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ َرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ َسَلَّمَ َسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
و بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ سَارِعُوا إِلَى
مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
نسأل اللهَ العظيم ربَّ العرش الكريم أن يحعلنا وإياكم من الذين
آمنوا ومِن الذين أُوتوا العلمَ فيرفَعُهم درجاتٍ ... إنه وليٌ ذلك والقادرُ
عليه... آمين يا رب العالمين
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Amin-amin
ya Allah ya Rabbal Alamin…
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.[]
(Sumber : http://suarasukabumi.com)
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment
Gunakan Bahasa Komentar Yang Baik, Sopan, Benar dan Bijak. Trimakasih :)